Fungsi
transistor yang pertama adalah sebagai saklar. Dengan mengontrol bias
dari transistor hingga komponen ini menjadi jenuh, akan menyebabkan
seolah-olah diperoleh hubungan singkat diantara emitor dan kaki
kolektor. Fenomena ini lah yang dapat dimanfaatkan hingga transistor
bisa dipakai sebagai saklar elektronika.
Perhatikan gambar diatas fungsi transistor sebagai saklar, yang
merupakan rangkaian saklar elektronic dgn memakai transistor PNP serta
transistor jenis NPN. Terlihat pula TR4 (PNP) serta TR3 (NPN) digunakan
untuk mematikan dan menghidupkan LED.
TR3 digunakan sebagai pemutus serta penyambung hubungan diantara
katoda-LED dgn ground. Dengan demikian apabila transistor dalam posisi
ON maka LED akan nyala, sedangkan bila transistor dalam keadaan OFF maka
LED menjadi mati. Dengan kaki emitor yang berhubungan dengan ground,
maka kita harus melakukan cara tertentu agar transistor menyala. Caranya
dengan membuat keadaan saklar SW1 menjadi ON hingga basis-transistor
TR3 memperoleh bias yang bersumber dari tegangan positir, hal ini akan
menyebabkan transistor jadi jenuh / ON kemudian kaki emitor dengan kaki
kolektor menjadi tersambung. Sebaliknya, untuk membuat LED mati caranya
adalah dengan membuat keadaan SW1 menjadi OFF.
Sebagai penyambung dan pemutus hubungan diantara tegangan positif dan
anoda LED, digunakanlah TR4. Dengan begitu apagila transistor ON maka
LED jadi menyala, sebaliknya bila transistor posisinya OFF maka LED jadi
mati. Berbeda dengan penjelasan dalam paragraf sebelumnya, disini kaki
emitor berhubungan dengan tegangan posifit. Karena itu untuk menyalakan
transistor, kita harus mengatur keadaan saklar SW2 menjadi ON hingga
basis transistornya T4 memperoleh bias dr tegangan negatif yang
menyebabkan transistor jadi jenuh / ON dengan psisi kakli emitor
tersambung dengan kaki kolektor. Cara mematika LED nya sama, yaitu
merubah posisi SW1 menjadi OFF.
Fungsi transistor sebagai penguat arus adalah kegunaannya yang kedua. Guna komponen yang kedua ini membuatnya dapat digunakan dalam rangkaian power supply
yang tegannya diset. Dalam keadaan tersebut transisor haruslah terlebih
dahulu dibias dengan tegangan yg konstan pd basisnya, tujuannya biardi
emitor menghasilkan tegangan yg tetap. Umumnya yang dipakai untuk
mengontrol tegangan basis agar tetap adalah dioda zener.
Kalau diperhatikan pada gambar fungsi transistor
sebagai penguat arus diatas ada 2 regulator dgn polaritas tegangan
keluar yg bebeda. Transistor TR5 / NPN digunakan sebagai regulator
tegangan positif, kemudian transistor TR6/PNP dipakai sebagai regulator
tegangan negatif. Tegangan basis di tiap-tiap transistor diawasi
sehingga nilainya tetap dengan menggunakan dioda zener D4 dan D3.
Keadaan ini akan menyebabkan tegangan yg keluar di emitor memiliki arus
sejumlah per-kalian antara HFE transistor dengan arus basis.
Fungsi transistor yang terakhir adalah untuk menguatkan sinyal AC.
Kegunaan komponen dalam hal ini haruslah memakai beberapa jenis tekhnik
pembiasan basis-transistor. Ketika transistor bekerja untuk menguatkan
sinyal AC, komponen ini digolongkan jadi beberapa tipe penguat, yaitu
penguat kelas C; penguat kelas AB; penguat kelas B dan penguat kelas A.
Nah digambar atas tersebut terlihat kerjasama antara R16 dan R15
untuk mengatur tegangan bias pd basis transistor. Configurasi tersebut
dikelompokkan dalam tipe penguat kelas A. Melalui kapasitor C8, signal
masuk menuju basis transistor. Berikutnya dengan melewati kapasitor C7,
signal output diambil dari kaki kolektor. OK, demikian ketiga Fungsi Transistor telah saya jabarkan. Moga berguna ya.
Tuesday, May 14, 2013
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment